Tekstur dapat terbentuk melalui proses alam dan buatan. Tekstur bersifat kasat mata, keberadaanya dapat mempengaruhi penampilan suatu benda secara visual dan sensasional atau berdasarkan kesan terhadap perasaan. Jenis tekstur terdiri dari tekstur raba, yaitu keadaan permukaan yang dapat dirasakan lewat indera peraba (ujung jari) yang bersifat nyata, misalnya kasar-halus, licin-kasar, dan keras- lunak, rata-bergelombang, dan lainnya. Tekstur lihat, yaitu merupakan tekstur yang dirasakan lewat indera penglihatan, bersifat semu, mengandung unsur yang dapat menipu penglihatan kita seolah suatu benda bertekstur tertentu, padahal tidak.
Menurut Sadjiman (2005 : 62), secara sederhana tekstur dapat dikelompokkan dalam tekstur kasar nyata, dapat berujud tekstur alam dan buatan, misalnya batu, kayu, kulit binatang. Tekstur kasar semu, yaitu tekstur yang terlihat kasar tetapi diraba halus, dapat berujud tekstur hias manual, mekanik dan ekspresi seniman. Hal ini sesuai dengan ungkapan Mudjitha ( 1985:41) bahwa tekstur semu ini dibuat seperti nyata adanya. Hal ini disebabkan adanya efek dekoratif dari susunan garis, pola, warna-warna serta gelap terang. Tekstur halus adalah tekstur yang dilihat halus dirabapun halus, dapat berujud permukaan licin, mengkilat atau kusam.
Dalam kehidupan manusia, tekstur hadir di bidang arsitekstur, industri, seni dan kerajinan, berupa hiasan, misalnya relief, lukisan dinding, hiasan rumah, peralatan rumah tangga dan benda-benda kerajinan lainnya.Tekstur dalam bidang seni atau desain digunakan sebagai alat ekspresi sesuai dengan karakter tekstur itu sendiri. Adapun karakter tekstur adalah : Tekstur halus berkarakter lembut, ringan dan tenang, sedangkan tekstur yang kasar menggambarkan karakter kuat, kokoh, berat dan keras. (Sadjiman, 2005 : 65).