Kalau melihat ruang makannya, sepertinya pemilik rumah ini anti kebakuan atau anti keseragaman. Banyak perbedaan ditemukan di sini. Kursi, meja, hingga ke lampu dan aksesorisnya. Apakah salah? Jelas tidak. Menyukai perbedaan, kemudian mengaplikasikannya pada dekorasi ruangan justru ide yang kreatif. Kita buktikan bahwa perbedaan yang disandingkan secara benar, akan menghasilkan tampilan yang indah.
Hal pertama yang kita lihat saat memasuki ruang makan, pasti set meja dan kursi makannya. Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan kursi dan meja makannya. Tapi, karena sang pemilik sepertinya gatal kalau melihat segala sesuatunya seragam, maka diciptakanlah berbagai variasi di sana. Pertama dari kursi, empat kursi dibiarkan seragam, tapi di antara dua kursi yang seragam - berwarna cokelat dan hitam, ditempatkan sebuah kursi yang desain dan warnanya kontras berbeda - putih.
Begitu pula di atas meja, tidak cukup satu buah taplak. Ditempatkan tiga lembar kain taplak di sana. Semuanya beda warna, kuning, hitam, dan bermotif bunga merah. Tak ketinggalan sebuah vas lengkap dengan rangkaian bunga. Beralih ke bagian bawah, lantainya tidak dibiarkan polos. Ada sebuah karpet berwarna abu-abu dengan motif sulur di sana. Ke bagian atas, plafon, ada lampu gantung silinder berwarna hitam, bermotif floral. Dari atas ke bawah terjadi perpaduan motif-motif yang berbeda.
Itu belum semuanya, coba lihat di dinding, ada piring-piring porselain menghiasinya. Di salah satu sudutnya ditempatkan sebuah single sofa ber-upholstery kuning - serupa dengan salah satu warna taplak. Dengan cushion merah, semerah motif bunga, juga pada taplak. Di sudut lainnya,
ditempatkan standing lamp berkap silinder motif bulat, berwarna biru. Meriah sekali, bukan?
Mau tahu rahasianya? Tidak ada rahasia, kok , yang penting jangan biarkan ada satu warna yang berdiri sendiri, tanpa partner . Warna yang berbeda sendiri tanpa ada pasangan akan terlihat "aneh", dan merusak tampilan. Mau berapa banyak pun motif yang dipadukan, asal warnanya ngeblend tak masalah, dijamin tampilannya tetap rapi. Mau mencoba prinsip Bhinneka Tunggal Ika juga? Silakan mencoba.
Foto: iDEA/ Tri Rizeki Darusman