disain hunian dengan konsep alami alami

Semangat menghadirkan kenyamanan dalam balutan suasana alam yang memancarkan keindahan abadi, menjadi dasar hadirnya hunian ini.


Pada mulanya, lahan eksisting seluas 650 meter persegi ini merupakan lahan yang tergolong sulit untuk diolah. Selain berkontur, pada satu sisi, lahan ini juga berbatasan dengan sungai berbatu, semak belukar, dan pepohonan besar. Karena tidak terurus, lahan ini pun sempat menjadi tempat pembuangan sampah lingkungan dan dianggap angker oleh penduduk di sekitarnya. Sebaliknya, sang arsitek justru melihat bahwa lahan ini memiliki potensi untuk dijadikan area rumah tinggal yang unik. Makanya, keberadaan sungai yang semula tidak terawat, ditata dan dimanfaatkan hingga menjadi point of interest dan “nyawa” dari rumah yang akan terbangun.

Agar fungsi alam tidak timpang, arsitek berusaha untuk memanfaatkan secara maksimal kondisi tanah dan menjaga keadaan alam tetap asri. Salah satunya adalah dengan membuat sumur resapan khusus air kotor. Dengan begitu proses penguraian limbah kotoran akan dialihkan di dalam tanah untuk menghindari pembuangan air kotor langsung ke sungai. Tentu saja cara ini merupakan upaya menghindari pencemaran sungai. Selain itu, kontur lahan juga tetap dipertahankan. Dengan mengolah vegetasi dan taman, diharapkan dapat meningkatkan nilai estetika dan menjaga suhu lingkungan yang nyaman pada rumah tinggal ini.

Sesuai dengan keinginan pemilik rumah, arsitek menerjemahkan rumah tinggal ini dalam bentuk dua (2) massa bangunan. Massa pertama sebagai bangunan utama dan massa kedua sebagai bangunan area servis. Kedua massa bangunan ini memiliki orientasi ke arah sungai sehingga bukaan dimaksimalkan pada sisi bangunan yang menghadap ke sebelah barat. Selain itu, tempat parkir kendaraan juga dibagi menjadi dua zona. Yaitu tempat parkir mobil di sebelah selatan, yang berbatasan langsung dengan jalan pada main entrance. Sedangkan di sisi utara yang menjadi side entrance menuju bangunan, disediakan tempat parkir untuk kendaraan roda dua.

Pada massa bangunan servis, sengaja diletakkan berdampingan dengan main entrance. Tujuannya adalah mempermudah akses pelayan untuk membukakan pintu ketika ada kendaraan yang datang. Selain itu, fungsi lainnya adalah dapat membentuk privasi yang lebih dalam bagi massa bangunan utama yang berada di dalam. Pada hunian ini, bangunan utama hanya digunakan oleh anggota keluarga. Dan hanya sesekali digunakan untuk acara berkumpul, yang sering kali diadakan di taman dengan konsep outdoor party. Itulah sebabnya mengapa arsitek menggunakan pintu-pintu lipat yang dimaksudkan agar dapat tercapai fleksibilitas tinggi antara ruang dalam dan ruang luar, sehingga menghasilkan ruangan yang besar apabila dibutuhkan.

Guna mencapai keharmonisan antara bangunan rumah tinggal dengan alam, maka material yang dipilih adalah yang berasal dari alam dan berwarna natural. Material tersebut di antaranya adalah batu paras yang disusun dengan pola unik sebagai dinding, batu lempeng sebagai stepping stone, genteng terakota, batu candi, dan kayu. Tak hanya mengolah bangunan, arsitek bersama pemilik rumah juga dengan cermat mengatur vegetasi dan tata lanskap agar tercapai kesinambungan yang mewujudkan kesatuan rasa alam. Secara kebetulan pula, pemilik rumah memang memiliki hobi terhadap berbagai tanaman hias sehingga membuat konsep taman ini menjadi hal yang positif dan berfungsi sebagai media relaksasi bagi pemilik rumah.

Bagikan di:

 
www.rakitrumah.com | Pembangunan|Interior disain| Renofasi| Jasa disain dan gambar