
Legenda seorang putri yang dikutuk menjadi arca karena menolak pinangan, menjadi inspirasi tatanan interior yang eksotis dan sarat aura mistis.
Alkisah seorang putri Kerajaan Baka bernama Lara Djonggrang, yang dipinang Bandung Bondowoso, pangeran dari Kerajaan Pengging. Merasa tidak berkenan, Lara Djonggrang mengajukan syarat yang sangat berat, yaitu minta dibuatkan seribu candi dalam satu malam. Kesaktian Bandung Bondowoso membuat hal yang sepertinya mustahil tadi, hampir menjadi kenyataan. Dengan segala daya dan tipu muslihat, sang putri berusaha menggagalkannya, hingga akhirnya Bandung Bondowoso pun murka, dan mengutuknya menjadi arca batu. Konon candi-candi tersebut kini dikenal sebagai kompleks Candi Prambanan, dan arca Sang Putri adalah Arca Durga yang terdapat di candi utama kompleks candi tersebut.
Legenda klasik yang populer di tanah Jawa ini coba dihidupkan lagi di sebuah resto yang mengabadikan namanya, Lara Djonggrang. Resto yang sekaligus berfungsi sebagai galeri benda-benda antik ini memiliki ambience ruang yang sangat unik. Pembagian ruangnya secara garis besar terdiri dari 4 massa terpisah, yaitu bangunan utama restoran yang terdiri dari main dining room dan tiga private room, kemudian Lara Djonggrang wine lounge, Pasar Trowulan yang terletak di sepanjang koridor antara bangunan utama dan wine lounge, serta La Bihzad Bar.
Yang terakhir disebut namanya diambil dari seorang pelukis terkenal dari Herat, Persia, Kamaluddin Bihzad (1430-1535). Tokoh legendaris lain yang juga diabadikan namanya, adalah Marilyn Monroe yang menempati sebuah sudut di La Bihzad Bar, dan Sukarno, mantan Presiden Pertama RI, yang diabadikan namanya menjadi salah satu ruang privat di bagian dalam resto ini.
Seluruh ruang di resto ini, memiliki ambience yang berbeda, mulai dari China Blue yang didominasi warna biru, merupakan ruangan yang sangat kental diwarnai kebudayaan Asia. Lalu Sukarno Room yang memasang berbagai benda dan foto-foto Bung Karno; Tugu Hotels Room--dinamakan demikian karena resto ini merupakan grup dari Tugu Hotel--ruangan berwarna merah menyala yang merepresentasikan Tugu Hotel di Bali dan Malang. Keseluruhan ruangan di area resto secara umum memiliki ambience yang historis.
Suasana berbeda dirasakan di area lounge yang bersuasana chill out dengan penerangan lampu temaram. Lukisan a la Bihzad tampak menghiasi salah satu bidang dindingnya. Lounge ini terkesan rustic dan klasik. Marilyn Monroe room yang terletak di dalam lounge ini terkesan modis dengan dinding berwarna kuning, dan tirai merah transparan. Di ruang ini foto-foto selebriti luar negeri ternama tampak menghiasi seluruh dindingnya.
Klimaks ruang dirasakan pada Lara Djonggrang Lounge. Aura mistis terasa sangat kuat mewarnai ruangan ini. Di antara banyak patung-patung yang terdapat di sini, sebuah patung kayu berkuran besar yang menggambarkan sosok Lara Djonggrang, menjadi vocal point ruangan ini. Sang Dewi tampak begitu anggun dalam pendar cahaya lilin yang menerangi relung sempit, tempatnya bertahta. Elemen yang menambah dramatis suasana ruang muncul pada olahan di antara dinding dan plafon. Di area tersebut dibentangkan kain putih untuk menampilkan siluet dari sosok-sosok wayang kulit yang terdapat di baliknya.
Ditingkahi suara gamelan yang lamat-lamat mengalun, udara yang dipenuhi wewangian dupa aromaterapi, dan penerangan yang temaram, ruang ini seolah mengajak kita untuk kembali menghidupkan legenda dan menggali inspirasi dari masa lalu.