RAKIT RUMAH.com - Kualitas dan keindahan corak material-material mahal, seperti kayu ek, jati, mahogani, serta marmer memang dapat membuat rumah tampil istimewa. Namun, bukan berarti material yang harganya jauh lebih murah tidak bisa mempercantik rumah Anda.
Kontributor Houzz Eric Reinholdt mengatakan bahwa saat ini tidak sedikit arsitek yang mulai menaruh perhatian pada material-material sederhana dan menggunakannya tanpa "mendandani" material tersebut hingga tampak seperti barang mahal.
Material pertama yang tergolong sederhana, namun tetap mampu mempercantik rumah adalah triplek alami. Reinholdt menyebutnya sebagai material yang informal, hangat, dan rendah teknologi. Tentu, triplek yang Anda pilih sebaiknya triplek berkualitas baik. Jika tidak, Anda pun tidak dapat menemukan gurat-gurat kayu pada tripleks tersebut. Material ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan di dalam rumah, mulai dari plafon, penutup dinding, hingga backsplash dapur.
Material kedua adalah papan kayu dengan potongan yang tidak sempurna (live-edge wood). Material ini tampak kasar, bisa dibuat modern, alami, dan netral. Kayu-kayu ini tidak sesempurna kayu pabrikan, namun memberikan aksen menarik pada rumah.
Material ketiga adalah papan kayu tanpa finishing (unfinished wood). Material ini, membawa estetika khas Skandinavia, hangat, dan juga modern. Kayu ini bisa digunakan untuk menutup dinding dan lantai sembari memberikan kesan kasual pada ruangan, contohnya berupa loteng yang diberi penutup dari papan kayu pinus berwarna terang. Kayu tersebut memiliki detil yang menarik. Hasilnya, ruangan tersebut tampak menenangkan dan informal.
Masih berhubungan dengan kayu, tidak menutup rangka rumah yang terbuat dari kayu dengan gipsum atau beton. Alih-alih menggunakan material padat, jeda antar rangka hanya ditutup dengan kaca buram. Mengekspos komponen konstruksi tidak hanya lebih murah, namun juga terbukti dapat tampil apik.
Tanpa memberikan vernis, rangka tersebut dapat tampil informal, "mentah", kasual, namun tetap menonjolkan tekstur kayu yang istimewa. Sementara itu, untuk memberikan kesan yang lebih klasik, warnai rangka kayu tersebut. Mewarnai kayu dengan warna putih mampu memberikan kesan klasik. Namun, menonjolkan warna asli kayu mampu memperkaya tampilan ruangan.
Material selanjutnya adalah papan gipsum. Papan gipsum relatif murah dan mudah dibentuk. Material ini dapat dibubuhi cat dan seketika mampu membentuk ruangan dengan sempurna. Contoh unik bagi Anda yang tertarik tampilan industrialis atau tidak bisa memutuskan warna untuk ruangan adalah menggunakan papan gipsum tanpa dicat. Papan gipsum yang "setengah rampung" mampu menjadi partisi unik.
Material kelima adalah baja. Tidak perlu mendandani baja terlalu banyak. Tampilannya yang kaku justru dapat membuat rumah Anda menarik. Padukan baja dengan kayu agar rumah terasa lebih hangat. Atau, Anda juga bisa memadukannya dengan beton ekspos untuk efek yang lebih maskulin dan dingin.
Material selanjutnya adalah bata beton. Bata beton, terutama bata beton ekspos memberikan tampilan minimalis, bertekstur, netral, dan dingin. Tidak hanya terjangkau, material ini juga tahan lama dan dapat digunakan hampir di semua lingkungan.
Kontributor Houzz Eric Reinholdt mengatakan bahwa saat ini tidak sedikit arsitek yang mulai menaruh perhatian pada material-material sederhana dan menggunakannya tanpa "mendandani" material tersebut hingga tampak seperti barang mahal.
Material pertama yang tergolong sederhana, namun tetap mampu mempercantik rumah adalah triplek alami. Reinholdt menyebutnya sebagai material yang informal, hangat, dan rendah teknologi. Tentu, triplek yang Anda pilih sebaiknya triplek berkualitas baik. Jika tidak, Anda pun tidak dapat menemukan gurat-gurat kayu pada tripleks tersebut. Material ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan di dalam rumah, mulai dari plafon, penutup dinding, hingga backsplash dapur.
Material kedua adalah papan kayu dengan potongan yang tidak sempurna (live-edge wood). Material ini tampak kasar, bisa dibuat modern, alami, dan netral. Kayu-kayu ini tidak sesempurna kayu pabrikan, namun memberikan aksen menarik pada rumah.
Material ketiga adalah papan kayu tanpa finishing (unfinished wood). Material ini, membawa estetika khas Skandinavia, hangat, dan juga modern. Kayu ini bisa digunakan untuk menutup dinding dan lantai sembari memberikan kesan kasual pada ruangan, contohnya berupa loteng yang diberi penutup dari papan kayu pinus berwarna terang. Kayu tersebut memiliki detil yang menarik. Hasilnya, ruangan tersebut tampak menenangkan dan informal.
Masih berhubungan dengan kayu, tidak menutup rangka rumah yang terbuat dari kayu dengan gipsum atau beton. Alih-alih menggunakan material padat, jeda antar rangka hanya ditutup dengan kaca buram. Mengekspos komponen konstruksi tidak hanya lebih murah, namun juga terbukti dapat tampil apik.
Tanpa memberikan vernis, rangka tersebut dapat tampil informal, "mentah", kasual, namun tetap menonjolkan tekstur kayu yang istimewa. Sementara itu, untuk memberikan kesan yang lebih klasik, warnai rangka kayu tersebut. Mewarnai kayu dengan warna putih mampu memberikan kesan klasik. Namun, menonjolkan warna asli kayu mampu memperkaya tampilan ruangan.
Material selanjutnya adalah papan gipsum. Papan gipsum relatif murah dan mudah dibentuk. Material ini dapat dibubuhi cat dan seketika mampu membentuk ruangan dengan sempurna. Contoh unik bagi Anda yang tertarik tampilan industrialis atau tidak bisa memutuskan warna untuk ruangan adalah menggunakan papan gipsum tanpa dicat. Papan gipsum yang "setengah rampung" mampu menjadi partisi unik.
Material kelima adalah baja. Tidak perlu mendandani baja terlalu banyak. Tampilannya yang kaku justru dapat membuat rumah Anda menarik. Padukan baja dengan kayu agar rumah terasa lebih hangat. Atau, Anda juga bisa memadukannya dengan beton ekspos untuk efek yang lebih maskulin dan dingin.
Material selanjutnya adalah bata beton. Bata beton, terutama bata beton ekspos memberikan tampilan minimalis, bertekstur, netral, dan dingin. Tidak hanya terjangkau, material ini juga tahan lama dan dapat digunakan hampir di semua lingkungan.